Senin, 04 Juni 2012

Senin

15:15  Tasrul Tanar: IHSG intraday terlihat flat sejak sesi kedua ini, hal ini bisa diartikan tekanan jual sudah mulai mereda.


15:12  Spanyol +1pct


11:15   REMINDER:
05 Juni Cum Dev TLKM Rp 313,969 ditambah Rp 57,085,


11:14  Asing net sell 120B
JSX turun besar dgn volume kecil. dan yg turun lumayan cuma BUMI.


10:20   Born : emiten buyback via danareksa disclaimer ON


LOTS Trading Club™ | lots.co.id
Lautandhana Securindo | YJ
Investor Reference 4 Jun 2012

Neraca perdagangan Indonesia pada April dilaporkan mengalami defisit untuk pertama kalinya sejak Juli 2010 karena nilai ekspor turun 3,46% sedangkan impor naik 11,65%. Turunnya ekspor diluar ekspektasi pasar yang menyangka bakal naik 2,5%. Ini adalah penurunan pertama sejak September 2009 yang dipicu oleh turunnya nilai ekspor migas dan komoditas lainnya. Nilai ekspor ke China, toh demikian naik 31% adapun ke Eropa dan Amerika turun 14%.

Hal ini menggambarkan bahwa keadaan ekonomi Eropa kali ini lebih sulit dibanding saat krisis sebelumnya pada periode Agustus-September 2011. Saat itu IHSG turun dari sekitar level 4000an ke level 3200an. Namun sebelum Anda menjadi panik, mari kita lihat sisi positifnya.

Pertama, perekonomian Indonesia tidak tergantung pada ekspor yang mana hanya berkontribusi sekitar 14% saja dari GDP. Kedua, pengaruh defisit perdagangan kepada nilai tukar rupiah akan tertolong secara kebetulan oleh melemahnya dollar akibat data payroll yang buruk. Ketiga, negara tujuan investasi lainnya di emerging market juga tengah mengalami kesulitan yang sama, atau lebih parah seperti India. Keempat, turunnya harga komoditi berperan menekan inflasi. Oleh karenanya tidak ada alasan bagi BI untuk menaikkan suku bunga tahun ini, secara beban budget juga berkurang dengan turunnya harga minyak.

Namun seperti sebelumnya, panik selalu menjadi bagian yang sulit dihindari saat terjadi krisis. Transaksi dengan leverage, horison investasi yang pendek, metode bottom-up dan peran analisis teknikal adalah beberapa faktor yang menjadi katalis sebuah kepanikan di bursa saham. Kita masih akan melihat volatilitas yang tinggi di pasar finansial sebelum perekonomian global menemukan keseimbangan barunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar