Rabu, 11 Januari 2012

Rabu 11 Jan 2012

14:27  Citra Marga (CMNP IJ) update: Talks that San Miguel Corp and Citra group (parent company of CMNP) close to reaching an agreement to buy a controlling stake in 35.9km toll road in Manila for 20bn pesos ($455m)


11:25  Doubling micro business

Bank BJB intends to expand its micro division by opening up 400 micro units this year called 'Warung BJB" (BJB stall).
Out of all the micro units to be opened, 200 will be operating in the wet markets (predominantly in West Java and Banten areas), while the rest will be located within the banks' branches and sub-branches.
The micro units openings are expected to support the bank's target to double micro loans from Rp2.9tr in 2011 to Rp6tr in 2012 (up from previous growth target of 45-50%). Assuming a 25% overall loan growth in 2012, micro would contribute to c. 16% of total loans.



Execution risks priced in

In the past, poor execution caused high micro NPL because BJBR was a newcomer . At that time, Standards of Procedure (SoP) and loan-monitoringwere weaker. The bank sees opportunities, and is working to improve micro loan-underwriting.
The bank has now revamped its SoP, such as more stringent risk-profiling and established a credit-risk reviewer division. The new division aims to enhance micro loan-monitoring, which was previously lacking. Since early 2010, micro loans have now almost doubled in growth and contributing to 10.5% of total loans (up from 7.5% in early 2010).
Despite execution risks (relating to its micro expansions), we think this may have been priced in resulting into the stock's 40% underperformance to the index (and 34% decline) in 2011.
Also, foreign ownership of the stock has declined to 6% (from its peak of 12%). However, the bank has indicated a decline in its micro NPL from its peak of 5% in 3Q11.Consequently, we see limited downside risks.
At 7.2x 12F earnings and 1.5x 12F book, the stock is about 40% discount to sector average. We have also estimated net dividend yield of 5% and EPS growth of 17%, ahead of sector average of 15%.


11:12  Deutsche Bank: Bank BJB - Doubling its micro business (BUY with TP Rp1,900/sh)


09:41  Laba bersih ENRG di tahun 2011 diperkirakan akan melebihi Rp65 milyar dibanding rugi bersih tahun 2010 sebesar Rp62 milyar. Saat ini ENRG diperdagangkan pada rasio p/e 128X laba bersih per saham 2011 dan 60X laba bersih per saham 2012 atau masih mahal dibandingkan rasio p/e saham sejenis di Asia sekitar 18X. Saya dengar kelompok bakrie hanya punya saham dibawah 7% di ENRG. Pemegang saham pengendali tampaknya akan melakukan reversed stocks untuk meminimalkan tingkat likuiditas perdagangan. Investment is on your call... Rp220 bisa jadi hanya colekan saja..

---------------------------------------------------------
PERSONAL VIEW on 11.01.12
On Local News
*Issuance bonds RI01 42 bertenor 30thn senilai US$ 1,75 miliar dg kupon 5,25% & yield 5.375% yg diterbitkan pmrth utk m'antisipasi dampak ketidakpastian perekonomian global, menarik bnyk minat investor,permintaan m'capai US$ 3.6 Milyar. Sejatinya penerbitan obligasi ini bs memperkuat rupiah mspkn dinilai akan m'bawa tambahan beban (negara) anggaran pbyrn bunga.  
*Dg Tingkat inflasi rendah, BI Rate berpeluang turun, namun prediksi bbrp ekonom, Dewan Gubernur Bank Indonesia pd rapat DG tgl 12 Januari'12 yad msh blm akan merubah tingkat suku bunga.
*Rencana IPO 5 BUMN dithn ini, diprediksi akan mampu meningkatkan confidence & sentimen positif disaat likuiditas yg cukup serta minimnya produk investasi yg berpotensi memberikan return yg optimum.
On JCI
Prediksi pergerakan laju penguatan indeks hari ini berada dikisaran 3890-3978. Stlh cukup lama tertekan, kenaikan saham perbankan disinyalir akan mjd leading mover. Saham tambang & cons. goods jg mjd alternatif saham andalan utk perdagangan hari ini. Simak minggu menjelang thn baru China, krn spt biasanya para investor akan melakukan aksi 'cash-in' utk menikmati 'cuan' slm liburan.

Kenaikan harga komoditas(timah & nikel) menyebabkan bermunculannya saham2 lawas yg 'mati suri' selama hpr setahun 3sekawan(INCO-TINS-ANTM)mulai aktif bertransaksi & spt biasa akan dibayangi dg rawan profit taking. 

Cermati saham2 konglomerasi yg bergeliat cukup signifikan. Group Astra (ASII, UNTR, AUTO), Group Indofood (INDF, SIMP, ICBP), Group bakrie: BUMI, ELTY, ENRG,BKSL, BORN),Group MNC (MNCN,  BHIT).

On Stock Pick
Utk pilihan saham hari ini:
Trading Buy:
FINANCE (BBRI, BMRI,BBCA, BBKP, BJBR)
MANUFACTUR( ASII, UNTR, IMAS,CPIN)
CONSUMER (GGRM, INDF, MAPI,AISA)
MINING(PTBA, HRUM, BUMI,ENRG)

Buy On Weakness:
INFRAST(TLKM,JSMR, GIAA,PGAS)
PROPERTY(SSIA,ASRI, BSDE)

JCI for today:
Support:      3886; 3833  
Resistance: 3965; 3997  
USD/IDR:    9160-9200

On Global Market
Terinspirasi oleh 'January Effect', wacana pemerintah China yg akan mendorong pertumbuhan ekonomi, laporan keuangan positif, data ekonomi AS(naiknya wholesale inventories & sales) membuat para pelaku pasar 'sejenak' mengesampingkan 'sovereign debt crisis' yg msh berkelanjutan. Merkonzy summit yg berlsg serta kekhawatiran perang nuklir di selat Hormuz pd pekan ini tdk mjd penghalang utk lanjutan penguatan indeks. Para pelaku pasar khususnya spekulan kembali aktif beraktifitas dipasar stlh kehilangan moment selama masa bearish berlsg thn lalu menimbulkan realisasi kerugian hampir 5%. Bln Feb &  Maret kembali akan mjd masa persiapan konsolidasi market dlm menghadapi prosesi efek 'snowball' krisis utang Eropa terutama saat obligasi Yunani di awal Maret jth tempo & berpotensi akan default. 

On Currencies & Commodities
Nilai tukar mata dolar AS melemah thdp kebanyakan mayoritas mata uang dunia sedankan mata uang Euro menguat 0.2% thdp USD. Pelaku pasar tengah memfokuskan perhatiannya kpd lelang obligasi di negara Eropa krn akan mjd slh satu katalisator penting dlm menentukan arah pergerakan mata uang Eropa.

Utk nilai tukar Rupiah, kmrn msh ditutup melemah ke level Rp.9190 dan diperkirakan msh akan berlanjut hingga akhir pekan. Krisis Eropa serta efek kenaikan inflasi apbl pembatasan penggunaan BBM bersubsidi diberlakukan disinyalir sbg trigger depresiasi Rupiah thdp dolar AS.

Efek memanasnya pertikaian antara Iran vs AS di selat Hormuz serta embargo ekonomi yg diputuskan, saat ini mulai dirasakan oleh bnyk negara. Negara2 yg mjd langganan pembeli minyak mentah terancam tdk akan memperoleh pasokan minyak dr Iran. Alternatif pasokan minyak dr negara lain mjd alternatif solusi.

Dampak lain atas krisis utang + selat Hormuz membuat harga2 komoditas melejit, permintaan emas sbg produk 'safe haven' meningkat signifikan, kmrn harga jual mencapai US$1625 per oz (+1.06%).

"Selamat berkarya & berinvestasi"


(By: Cynthia.Source: BN,CNBC,BI,KONTAN)

-------------------------------------------------------------------

Market Research - First Asia Capital (PC) | 11/01/2012

☆ Berlanjutnya aksi beli pelaku pasar, akhirnya berhasil membawa kembali indeks bergerak di atas level 3900 pada perdagangan kemarin, yakni ditutup di 3938,842 atau menguat 1,28%.
☆ Adanya rencana pemerintah untuk menyamakan harga batubara yang dijual di pasar domestik dengan pasar internasional memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga saham di sektor tersebut.
☆ Hal ini kemudian didorong juga oleh kenaikan harga komoditas batubara menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah mencapai level USD102/barrel tadi malam di AS.
☆ Pelaku pasar tampaknya mulai mengisolasi persoalan krisis utang zona Euro dan mulai fokus pada proses pemulihan ekonomi di AS dan kinerja emiten. Data impor baja Cina yang meningkat juga turut  mengangkat sentimen pasar.
☆ Namun demikian pekan ini pelaku pasar masih melihat hasil lelang obligasi negara Italia dan Spanyol. Apabila hasilnya buruk kemungkinan akan kembali mempengaruhi sentimen pasar.
☆ Pada perdagangan hari ini aksi beli diperkirakan masih berpeluang terjadi. Kondisi pasar saham global yang kembali membaik tadi malam bisa mendukung terjadinya aksi beli kembali atas sejumlah saham sektoral.

IHSG S1 3900 S2 3870 ; R1 3960 R2 3990

Saham Pilihan :
HRUM 7250-7600 Maintain Buy
ADRO 1750-1900 Trading Buy
BBNI 3650-3850 Accumulation Buy
BUMI 2400-2525 Buy on Weakness
SGRO 3225-3375 Sell on Strength
CPIN 2250-2375 Trading Buy
ANTM 1640-1700 Trading Buy
INCO 3375-3550 Trading Buy
TINS 1670-1720 Trading Buy
UNTR 26700-29900 Trading Buy
INDF 4775-5400 Maintain Buy
INDY 2400-2525 Maintain Buy
ENRG 196-215 Maintain Buy

Disclaimer On

Tidak ada komentar:

Posting Komentar