Jumat, 10 Juni 2011

Berita Pagi Jum'at 10 Juni 2011

JAKARTA. Setelah sukses menggelar initial public offering (IPO), Kamis (9/6), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) memutuskan melunasi utang senilai US$ 200 juta di bulan ini. "Dananya menggunakan 51% hasil IPO," kata Paulus Moleonoto, Wakil Direktur Utama SIMP, Kamis (9/6).

Dari penawaran saham perdananya, SIMP menjala dana segar senilai Rp 3,48 triliun. Jadi, hasil IPO yang digunakan SIMP untuk melunasi utang sebesar Rp 1,77 triliun.

Paulus menjelaskan, utang ke bank lokal dan asing itu digunakan SIMP untuk mengakuisisi PT London Sumatra PP Tbk (LSIP) pada 2007 lalu. Porsi kepemilikan SIMP di LSIP mencapai 59,48%.

Berdasarkan laporan keuangan 31 Desember 2010, anak usaha IndoAgri Resources Ltd ini memiliki utang total Rp 8,78 triliun. Nilai utang perbankan mencapai Rp 1,8 triliun.  Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 940,39 miliar. "Kalau utang jatuh tempo di tahun ini bisa dilunasi, kami bisa mencari pinjaman untuk working capital," ujar dia.

Perusahaan yang memproduksi minyak goreng dengan merek dagang Bimoli itu, menganggarkan belanja modal di 2011 senilai Rp 2,2 triliun. Sebagian besar anggaran capital expenditure (capex) akan dipenuhi oleh dana hasil IPO.

Hulu sampai hilir

Perusahaan sudah memiliki berbagai agenda dengan capex tersebut. Sebesar Rp 150 miliar akan digunakan untuk membeli empat kapal tongkang pengangkut minyak sawit mentah. Saat ini, SIMP baru mempunyai tiga kapal.

Dalam dua tahun ke depan, emiten itu berniat memperluas lahan tanam tebu menjadi 18.000 hektare (ha). Saat ini, lahan tertanam tebu milik SIMP baru 11.000 ha.

Paulus menuturkan, dalam lima tahun perusahaan akan memperluas lahan perkebunan sawit menjadi 280.000 ha dari saat ini 204.000 ha. Target produksi juga akan ditingkatkan menjadi 75.000 ton.

Perusahaan setidaknya membutuhkan US$ 7.000 per ha untuk mengembangkan lahan sawit, membangun fasilitas dan pengolahannya.
-----------------------------------------------------------------------------

RAJAWALI GROUP MAY HAVE TO BUY THE REMAINING 4% STAKE, OR 5.5 BILLION SHARES, OF NUSANTARA INFRASTRUCTURE VIA THE OPEN MARKET, RUNNING AGAINST THE DEADLINE OF JUNE 10. IF THROUGH, METASHARE PRICE MAY BE AT THE AUTOREJECT POSITIONS FOR SEVERAL TIMES IN COMING SESSIONS.

-----------------------------------------------------------------------------

Agenda 10 Juni 2011 Rups BKDP,Prima Alloy Steel, BORN, BSDE, Nusantara Inti, DUTI, TOTO, Mbss, ARTA, Ceka, DSFI, Mitra Adi Perkasa, Tira Austenite, LPPS (Reverse Stock), Reli, Pusako Tarinka, Pan Pacifik International,
Cum Dev TBIG 25, Cum Dev Lppf 32,25,
Cum Dev BBNI 65,98,
Cum Dev HMSP 1110, Cum Dev GJTL 12, Cum Dev DVLA 30, Cum Dev BBTN 31,193
-----------------------------------------------------------------------------

Friday Early BIRD Edition (Edwin Sebayang-MNC securites)..

Setelah tertekan bbrp hari, Bursa Indonesia diperkirakan berpotensi menguat terbatas dlm perdagangan Jumat (10/6) seiring menguatnya Wall Street yg diwakili Dow Jones naik +0.63% serta menguat minyak mentah (+1.1%), nikel +2.2% serta emas yg terus menguat sebesar +0.4%.

Setelah babak belur turun selama 6 hari berturut-turut sebesar -520 poin, akhirnya Wall Street yg diwakili Indeks Dow Jones mengalami technical rebound yg sifatnya jangka pendek dipimpin saham sektor energi, materials dan keuangan dlm perdagangan Kamis (9/6) sebesar +75 poin, setelah investor sedikit bernafas lega melihat laporan export-import bln April tanpa diduga menunjukkan terjadinya penurunan defisit perdagangan dimana ekspor mengalami kenaikan sementara impor dari  Jepang turun lebih dari 25%, menyusul keputusan Kabinet Yunani utk mendukung ukuran lebih ketat mengenai anggaran negara utk mengatasi defisit anggaran yg mencapai 157%
Terhadap GDP sebagai persyaratan mendapatkan paket bailout jilid ke-2.

Harga minyak semalam kembali mengalami kenaikan setelah OPEC scr tidak terduga tidak menaikkan volume produksi minyaknya.

DOW 12124.36 +0.63%
NAS 2684.87 +0.35%
S&P 1289  +0.74%
OIL 101.89 +1.13%
GOLD 1544 +0.40%
NICKEL. 23200.  +2.18%
TIN.25705.  +0.04%
CPO.3307.  - 0.99%
TLK.34.63  (7375)
IIT.30.28     (5160)

Fri IDX Range: 3780-3830

BUY: SIMP, PTBA, HRUM, TLKM, ITMG, BBRI, BJBR, BUMI, UNTR, ASRI, INDF, INDY, BMRI, UNVR, AKRA, ASII, MAPI (ES-MNC Securities/Disclaimer On)
----------------------------------------------------------------------------

Setelah enam hari ditransaksikan melorot, Wall Street kemarin malam berhasil ditutup dengan lonjakan. Salah satu penyebabnya, tingkat ekspor Negeri Paman Sam menembus rekor. Tidak hanya itu saja, tingkat kepercayaan konsumen AS juga kian membaik.

Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's naik 0,7% menjadi 1.289. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,6% menjadi 12.124,36.

Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa AS diantaranya: Mosaic Co dan CF Industries Holdings Inc dengan kenaikan masing-masing 4,2%. Selain itu, American International Group Inc naik 2,9%, dan Brown-Forman Corp naik 2%.

"Pasar saham dilanda aksi jual. Kita mendapatkan beberapa berita positif di tengah data ekonomi yang lemah dalam beberapa minggu terakhir. Kinerja perusahaan masih kuat," jelas James Dunigan, chief investment officer PNC Wealth Management.




  • June 9 (Bloomberg) -- Former BP Plc Chief Executive Officer Tony Hayward will raise 1 billion pounds ($1.6 billion) in an initial public offering to target oil acquisitions in “emerging and under-developed” regions. Backed by financier Nathaniel Rothschild and veteran Goldman Sachs Group Inc. banker Julian Metherell, the investment vehicle known as Vallares Plc will seek to buy a company or asset with an enterprise value of 3 billion to 8 billion pounds within two years, according to Hayward. Vallares has a “pipeline of potential deals” and will focus on emerging markets such as Russia, Latin America, Africa or the Middle East, Hayward said in an interview, without identifying any specific targets




  • -----------------------------------------------------------------------------

    Medco Gets $35 Million as Part of Payment From Apexindo Sale
    2011-06-09 10:17:56.741 GMT


    By Berni Moestafa
         June 9 (Bloomberg) -- PT Medco Energi Internasional,
    Indonesia’s biggest listed oil company, received $35 million as
    a settlement for receivables after selling drilling company PT
    Apexindo Pratama Duta to PT Mitra International Resources in
    2008, Medco said in an e-mailed statement today.
         Mitra originally owed Medco $68.2 million in the form of
    guaranteed secured bonds as part of the A$340.89 million ($361
    million) payment for buying Apexindo, the company said.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar