Kamis, 19 Mei 2011

Berita Pagi Kamis 19 Mei 2011

PT Buana Listya Tama,Tbk (BULL) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 16,77 kali selama masa penawaran saham perdana pada 12,13 dan 16 Mei 2011.
Executive Director of Investment banking PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra, selaku penjamin emisi, di Jakarta, Rabu (18/5) mengatakan, Sebesar 91,07% di alokasikan kepada pemodal institusi, sementara sisanya sebesar 8,93% pemodal individual
Harga perdana BULL ditetapkan Rp155 per saham dengan jumlah saham sebanyak 6.650 miliar lembar saham atau 37,677% saham dari modal disetor.sehingga total dana yang akan diraup senilai Rp1,125 triliun.
--------------------------------------------------------------------------

Hasil Investor Gathering BNBR dgn Lautandhana.

Beberapa corporate action di 2011 diantaranya:
‎​ Balance sheet revitalization & debt strategy, yg diharapkan akan menurunkan hutang sebesar 32.6% sampai dgn akhir 2011.
‎​ Quasi reorganisation, yg diharapkan akan menghapus defisit sebesar Rp.27.75 triliun, dimana ditutup dari cadangan umum & khusus, serta penurunan nilai nominal. Diharapkan setelah proses ini perseroan dapat continue memberikan dividen. Sekedar informasi, proses quasi reorganisasi boleh dilakukan dgn syarat prospek emiten tsb bagus. Disamping itu sesuai dgn aturan PSAK, maka tujuan proses ini adalah penghapusan defisit dan bukannya pengurangan.
 Projec lainnya di 2011 diantaranya: tanjung jati power plant dgn kapasitas 2x660MW, pipa gas kepodang-tambaklorok
 Rencana Kuasi  Reorganisasi ini akan dimintakan persetujuan shareholders BNBR pada RUPSLB 15 Juni mendatang. Tahun ini adalah kesempatan terakhir bagi BNBR (dan juga emiten lainnya) untuk merealisasikan Kuasi Reorganisasi karena Bapepam akan menghapus PSAK 51 merujuk pada standar akuntansi internasional terbaru yang ditetapkan oleh IFRS.
 BNBR mengindikasikan untuk mendivestasi sebagian saham di anak perusahaannya hingga mencapai kisaran 25-30% saja agar fokus sebagai perusahaan investasi. BTEL termasuk yang dipertimbangkan untuk di-divest mengingat kepemilikannya masih 45%, hal ini juga sesuai dengan tagline BNBR terbaru yang ingin dikenal sebagai perusahaan investasi berbasis resources ("A Premier Resources Company")
-------------------------------------------------------------------------------

Thursday Early BIRD Edition (Edwin Sebayang-MNC Securities).....

Naiknya harga minyak mentah dunia yg kembali mendekati USD 100/barrel, naiknya harga emas mendekati USD1500/troy ounce, nikel yg naik +2.2% serta pernyataan Menko Perekonomian bahwa ekonomi Indonesia bisa bertumbuh mencapai 6.8%-7% menjadi sentiment positif Bursa Indonesia akan melanjutkan penguatannya menuju level 3850 dlm perdagangan Kamis (19/5).

Setelah turun 3 hari berturut-turut, akhirnya Wall Street ditutup menguat mendekati level 12,560 didorong naiknya harga komoditas, lemahnya US dollar, expire-nya kontrak stock index futures dan option di hari Jumat, serta pelaku pasar mulai berpikir bahwa The Federal Reserve akan melanjutkan utk mendukung kebijakan moneter yg akomodative di bulan2 kedepan.

Harga minyak mentah dalam perdagangan Rabu mendekati USD 100/barrel kembali, didukung penurunan tidak terduga cadangan bensin AS and turunnya cadangan minyak mentah AS.

Institute Minyak Amerika Selasa mengatakan Cadangan bensin AS turun 676,000 barrel minggu lalu

The Energy Information Administration melaporkan penurunan cadangan minyak mentah 15,000 barrels menjaid 370 juta, sementara cadangan bensin naik sebesar 119,000 barrels.

DOW 12560.18  +0.65%
NAS. 2815  +1.13%
S&P 1340.68  +0.88%
OIL 99.70  +2.88%
GOLD 1492.8  +0.86%
NICKEL 24675.  +2.17%
TIN 28400.   0%
CPO RM 3337. +1.31%
TLK.36.23  (Rp 7750)
IIT.30.60    (Rp 5240 )

Thu IDX Range: 3810-3850
Thursday Action Strategy:

BUY: HRUM, ITMG, UNTR, ASII, AKRA, INDF, MAPI, BJBR, BBRI, BMRI, INDY, PTBA, MAPI

SELL:  GIAA, MEGA, ELSA, BLTA, MIRA (ES-MNC Securities/Disclaimer On)
------------------------------------------------------------------------------------

Last night :
CNBC : China's economy is showing real signs of weakening, particularly in real estate, and even could tip into a recession, hedge fund manager Jim Chanos told CNBC.

Though the nation has been looked on as a key driver of global economic growth, Chanos for months has been sounding warning signals about China and the precarious nature of its economic surge. He said a recent visit by members of his investment team found a slowdown in housing sales as well as a decline in prices.

"The cracks are spreading in the facade," he said. "You're seeing real estate firms shutter, sales offices closed down. Some of the engine behind the boom is at least beginning to sputter."

At least on the surface, the biggest perceived problem with China has been inflation.
---------------------------------------------------------------------------------------

Yesterday at the CLSA China Forum 2011,

David Fang of the China Coal Transport and Dist Association said

power consumption growth of 13% 1Q11 yoy is outstripping domestic coal supply.  Key driver of the increase is strong industrial production, which typically represents 60% of power demand.

In some provinces stocks are at extreme levels with Hunan province holding the equivalent of just 4 days of use.  Demand is having an impact on prices with benchmark seaborne FOB at a two-year high of 820 Yuan/ton. Mine consolidation has intensified this supply shortage. Meanwhile, railway transport is an additional bottleneck, a situation that is likely to last for the next 2-3 years. 

Jayden Vantarakis,  our new on the ground resources analyst (another Melbourne Boy who previously covering resources on the corporate credit side. He speaks fluent Bahasa ). He notes Indonesia is best placed to meet the short term demand increases due to lower freight days compared to Australian and South African producers, which is important when power stations in SE China have low coal stocks as low as 4 days.  A pick up in expectations for 2H11 Baltic Frieght index to 1,500 from current levels of c. 1300 also supports this. Coal represents 30% of shipments under the index.

Stocks likely to benefit: BUMI has the highest leverage to China consumption of the Indonesian thermal coal plays with China as its biggest customer. PTBA has the least in the sector at 4% due to 68% domestic market sales.
---------------------------------------------------------------------------------------

JPRS Diperebutkan, Harga Menuju Rp 1000
Beredar kabar bahwa 2 perusahaan asing pemegang saham dominan PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS), yaitu International Magnificent Fortune Ltd. dan Vihara Ltd. sedang bersaing untuk menambah porsi kepemilikan JPRS. Laporan keuangan kuartal pertama yang sangat baik dan kesempatan pengembangan usaha di tahun 2011 yang besar membuat 2 perusahaan ini saling bersaing mendapatkan tender sejumlah besar saham yang dikabarkan dapat menambah sekitar 5% porsi kepemilikannya di JPRS. Pada perdagangan kemarin JPRS ditutup autoreject atas di level 710 naik 140 poin (+24.56%) dengan volume perdagangan 60.45 juta lembar senilai 39.03 milyar Rupiah. (Dislaimer 0N, berpotensi Bandar Keliling)
----------------------------------------------------------------------------------------

Hasil investor gathering ELTY dgn Lautandhana

Dengan land bank terbesar dgn total 14 ribu hektar atau setara dgn seperlima luas jakarta membuat perseroan berencana membentuk strategic partner utk pengembangan kedepannya.

Sekedar informasi, yg pertama harga tanah yg di beli perseroan di rasuna epicentrum yg seluas 54 hektar, saat ini telah meningkat di atas 10 kali. Dan yg kedua, proyek Jonggol akan mendapatkan positive surprise karena Pemda setempat akan membangun jalan menembus lokasi Jonggol milik perseroan yang akan menghubungkan Sentul dan Puncak. Diharapkan dgn adanya jalan baru ini, akan ada 80 ribu traffic kendaraan yg akan lewat lokasi Jonggol.

Berdasarkan historis selama 5 th, kontribusi pendapatan yang rata2 66% dr non recurring income & 34% dr recurring income memberikan rata2 sebesar 34%. Oleh sebab itu dgn adanya proyek jonggol dll, perseroan berkeyakinan akan terjadi peningkatan pertumbuhan pendapatan  di 2011 jauh diatas 34%.
Sekedar informasi.. Secara laba, elty tidak sebagus yg lain di grup.. Kalau bicara land bank atau NAV dia termurah di sektor.
---------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar