Selasa, 10 Mei 2011

Berita Pagi Selasa 10 Mei 2011

Dear Friends, 
dalam pemaparan ini kami berupaya untuk menggali lebih jauh nilai dari 2 perusahaan batubara terbesar (dalam hal cadangan) di Indonesia, yakni Bumi ResourceS (BUMI) dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA). 
Adapun metode yg kami gunakan untuk menilai harga equity pershare dari potensi yg ada, adalah dengan cara mengalikan jumlah cadangan terbukti dari perusahaan 2x di atas dengan nilai proxy dari cadangan tersebut dengan menggunakan beberapa skenario, setelah itu kami mengurangi nilai cadangan tersebut dengan net debt dari perusahaan (financing debts-cash) guna menurunkan nilai dari equity. 
Adapun metode ini biasa digunakan untuk melakukan valuasi saat merencanakan akuisisi suatu asset tambang. Metode ini cocok bagi perusahaan tambang yg memiliki mine life yg panjang di karenakan besarnya jumlah cadangan mereka di bandingkan dengan jumlah produksi pertahunnya. 
Perusahaan tambang seperti ini mungkin kurang sesuai untuk dinilai dengan metode DCF yg hanya mengcapture cash flow dari beberapa periode secara akurat, apalagi dengan menggunakan metode Multiply Valuation spt P/E atau EV/EBITDA ratio yg hanya mengcapture earning atau EBITDA untuk 1 tahun ke depan. 
BUMI Per Dec 2010, BUMI mencatatkan nilai cadangan terbukti reserves sebesar 2.9 miliar ton. Dan mereka mencatatkan net debt sebesar USD 3,489,942,719. Dengan mengasumsikan 3 scenario dalam menilai harga dari cadangan batu bara BUMI yakni: 
1) $ 5 perton 
2) $ 7 perton (10% dari Average selling price 2010) dan 
3) $ 8 perton (10% dari Average selling price 2011E) 

Maka kita akan mendapatkan range value antara 
1) IDR 4505 pershare 
2) IDR 6878 pershare 
3) IDR 8065 pershare (Asumsi USD/IDR=8500 )
Hal ini menunjukan adanya upside potensial yg besar dari saham BUMI vs current price.
--------------------------------------------------------------------------------------------

Tuesday Early BIRD Edition (Edwin Sebayang-MNC Securities).....

Tajamnya kenaikan harga minyak mentah (+6%), gold (+1.5%), silver (+7%) dan bounce-back nya Bursa Wall Street semalam menjadi sentimen positif emiten berbasis komoditas ditengah kekuatiran terjadinya Rush di Sektor Perbankan akibat Kasus Besar yg terjadi di Bank Mega setelah Bank Mega KEBOBOLAN 2 kali yakni: Rp 111 miliar (Kasus Elnusa) dan Rp 80 miliar (Kasus Pemkab Batubara-Sumatera Utara) dimana ini mempertanyakan keamanan dana nasabah dan kontrol internal perbankan.

Walaupun diawal perdagangan Senin Wall Street sempat tertekan setelah Goldman Sachs dan Morgan Stanley menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS dimana Goldman Sachs memperkirakan AS bertumbuh mjd 3.0% s/d 3.5% dari sebelumnya 3.5% s/d 4%, sdgkan Morgan jg menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS mjd 3.3% dari sebelumnya 3.6% serta Rating Agency S&P kembali Men-DOWNGRADE status Yunani mendekati kategori Sampah (Junk Status, B dgn Outlook Negative) dan Yunani diperkirakan akan memerlukan tambahan Bailout atas besarnya utang yg dimiliki Yunani saat ini sebesar USD 470 miliar ditengah kekuatiran Yunani tdk dapat lagi memanage utang mrk, tetapi Wall Street dpt ditutup menguat moderate akibat kenaikan tajam harga minyak dan komoditas metal mendorong harga saham sektor  energi dan metal kembali naik.

DOW 12684.68 +0.36%
NAS 2843.25 +0.55%
S&P 1346.29 +0.45%
OIL 103.12 +6.11%
GOLD 1513.20 +1.45%
NICKEL 24375. -1.12%
TIN 29795. +0.49%
CPO RM 3334. +1.80%
TLK.35.53   (Rp 7595)
IIT.31.24   (Rp 5342)

Tue IDX Range: 3767-3830

BUY: HRUM, ITMG, TOTL,  PTBA, INDY, UNTR, AKRA, BJBR, INDF, ASII,

SELL: GIAA, MEGA, ELSA, BLTA, MIRA, BNBR (ES-MNC Securities/Disclaimer On)

Have a Greatful Tuesday &
GBU All.....
--------------------------------------------------------------------------------

 Pertemuan Bilateral AS-China Turut Perkuat Rupiah

Nilai tukar rupiah berhasil menguat meski indeks saham domestik melemah. Positifnya rilis data non-farm payroll AS akhir pekan lalu dan pertemuan bilateral AS-China menjadi pemicunya.

Membaiknya data non-farm payroll AS yang dirilis akhir pekan lalu dimana angkanya jauh di atas prediksi di level 244 ribu pada April dari bulan sebelumnya 221 ribu.

Kondisi itu berdampak positif bagi bursa saham global meskipun IHSG melemah. Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terkuatnya 8.540 dan 8.565 sebagai level terlemahnya.

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank ditutup menguat tajam 25 poin (0,29%) jadi 8.550/57 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu di angka 8.575/80.

Membaiknya data non-farm payroll AS memberikan optimisme atas kenaikan permintaan komoditas sehingga memperkuat mata uang berbasis komoditas termasuk rupiah.

Pada saat yang sama, Senin (9/5) dan Selasa (10/5), ada pertemuan bilateral antara Menteri Keuangan AS Timothy Geithner dengan Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang di Washington. Pertemuan tersebut membahas hubungan kedua negara. Secara historis, pertemuan bilateral antara AS dan China membuat dolar AS mengalami pelemahan.

Sebab, ada persepsi di pasar, China akan menjaga yuan sedikit menguat ketika terjadi pertemuan bilateral. Kondisi itu, berimbas positif terhadap mata uang kawasan termasuk rupiah. Di sisi lain, tadi pagi Bank of Japan (BoJ) mengadakan pertemuan yang menunjukkan negara itu masih butuh stimulus sehingga yen melemah.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro. Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke level US$1,4404 dari akhir pekan lalu 1,4308 per euro.

Dari bursa saham, pelemahan IHSG sebesar 13.10 poin (0,34%) ke level 3.785.45, semata dipicu aksi ambil untung sementara. Sebab dari sisi kondisi fundamental makro ekonomi Indonesia sangat positif.

Apalagi, bursa regional Asia rata-rata bergerak positif.
--------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar